#MemesonaItu Ketika Murid Bilang Rindu

| On
Mei 20, 2017


Saya adalah seorang guru sains di sebuah sekolah menengah kejuruan di sebuah desa di Kecamatan Parung. Tahun 2017 ini adalah tahun kelima saya mengajar di sekolah tersebut. 

Awal mengajar dulu ketika masih duduk di bangku kuliah semester tujuh. Seorang kakak yang dulu biasa
memberikan kajian rutin menelepon bahwa di sekolah tempat mengajarnya tersebut membutuhkan guru pendidikan lngkungan hidup (PLH). Masih bingung ketika menerima tawaran mengajar, karena sebelumnya tidak ada pengalaman meskipun pendidikan yanh sedang saya temmpuh saat itu adalah keguruan, belum lagi khawatir bentrok dengan jam kuliah.

Setelah berunding dengan orangtua dan melihat jadwal kuliah, tawaran mengajar saya terima. Dengan perasaan bimbang, ragu, dan malu-malu, setelah di wawancara oleh petinggi sekolah akhirnya saya diterima mengajar, tepatnya tanggal 5 September 2012 silam.

Siswa-siswi di sekolah tempat saya mengajar kebanyakan berasal dari kalangan keluarga biasa. Mayoritas pekerjaan orangtua bertani dan berdagang. Ada pula orangtua yang bekerja menjadi pegawai sebuah pabrik garmen. Di wilayah Parung dan Gunungsindur terbilang banyak pabrik garmen, sehingga mereka yang biasanya sudah selesai menyelesaikan masa sekolah banyak yang mendaftar di pabrik-pabrik tersebut.

Berasal dari keluarga menengah ke bawah membuat anak-anak ini memiliki rasa percaya diri yang rendah, pengetahuan yang terbatas, dan akses teknologi yang minim karena belum banyak yang menggunakan handphone. Adapun anak-anak yang memiliki hp masih sebatas telpon dan SMS saja.

Pertama kali mengajar anak-anak ini, rasanya saya mau menyerah, tertekan, dan hampir menangis. Mengapa? Ternyata di luar ekspektasi. Saya seperti tidak dihargai oleh mereka, saya sibuk mengajar dengan menjelaskan materi sementara mereka sibuk dengan topik lain dan asyik mengobrol bahkan sampai menimbulkan gaduh. Sebagi guru tentu saja saya menegur dan menasihatinya, namun seringkali ditepis. Rasanya mau menyerah saja mengajar di sini.

Tiga bulan berlalu, saya coba mencari cara dan mempelajari karakter mereka. Saya buat pembelajaran semenarik mungkin agar mereka tertarik belajar di kelas. Tidak lupa, 5-10 menit sebelum belajar saya sampaikan kisah-kisah motivasi, agar mereka lebih semangat belajar, pikiran terbuka, dan kelak bisa menjadi "orang" dan mengubah kehidupan mereka dan keluarganya ke arah yang lebih baik.

Rupanya upaya yang saya lakukan itu efektif. Saya terus lakukan itu hingga saat ini. Memberikan kisah-kisah inspiratif  tersebut datang dari seorang dosen semasa kuliah yang selalu memberikan kisah-kisah menginspirasi setiap kuliah tatap muka. Alhamdulillah, efektif.

Tiba di masa kelulusan dan siswa-siswi saya kini telah kuliah dan ada yang bekerja. Sampai suatu hari beberapa dari mereka datang berkunjung ke sekolah, lalu tanpa senngaja saya bertemu mereka. Apa yang mereka ucapkan membuat saya terharu sekaligus bersyukur.

Mereka mengatakan "KANGEN DIAJAR IBU LAGI."

Hati saya seketika lumer mendengarnya. Ucapan mereka membuat saya menjadi yakin bahwa sesuatu yang dilakukan secara konsisten suatu saat akan membuahkan hasil. Meskipun prosesnya kerap kali menyakitkan. Bersyukur bahwa anak-anak itu mau membuka pikiran mereka, memperbaiki perilaku, dan giat berupaya.

Terima kasih anak-anak, bagi ibu makna #MemesonaItu ketika kalian mengatakan rindu kepada ibu.

*******

#MemesonaItu ketika apa yang kita tulis atau ucapkan menjadi pembakar semangat bagi orang lain.

#MemesonaItu ketika kita mau terus belajar sesuatu yang baru.

#MemesonaItu ketika kita memutuskan untuk menjadi bermanfaat bagi orang lain.

Dan...

#MemesonaItu ketika kita bisa berbagi kebaikan bagi orang lain di sekitar kita. 


Nah, apa makna #MemesonaItu buat kamu? Share yuk!
8 komentar on "#MemesonaItu Ketika Murid Bilang Rindu"
  1. wah..murid nya rindu karena terpesona dengan bu guru he2

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi, padahal guru nya biasa aja.

      Makasi mba nova sudah mampir :)

      Hapus
  2. HAi mba. Aku setuju bahwa memesona itu bisa berbagi kebaikan bagi orang lain. Agar banyak yang mendapat manfaat ya mba

    BalasHapus
  3. Guru memang yg paling pertama diinget ama anak2. Akupun masih inget dengan guru2 yg slalu jd favoritku krn cara ngajarnya yg enak dan asyik, juga guru yg super duper nyebelin krn killer hahahaha..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi, yg khas emang paling mudah diinget ya Mak :D

      Hapus
  4. memesona menurut saya sama dengan mbak. ketika orang lain ngaku butuh kita. nggak ada lo nggak asyik katanya hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yess, toss :D

      Semoga kita bs jd pribadi manfaat ya mba :)

      Hapus