Tradisi "Kue Bacot"- Kue Hantaran Calon Besan Perempuan Untuk Calon Besan Laki-laki

| On
Agustus 27, 2017

Pernikahan adalah peristiwa penyatuan dua insan yang diikat dalam sebuah ikatan suci nan kuat. Pernikahan bukan saja penyatuan antara dua insan, tapi juga penyatuan dua keluarga yang berbeda baik latar belakang budaya, sosial ekonomi, dan perbedaan lainnya.


Pixabay.com

Namun, banyaknya perbedaan itu bukan penghalang ketika restu kedua orangtua telah dikantongi bagi pasangan yang akan menikah. Maka, saatnya mengucapkan "Alhamdulillah", satu pintu kemudahan terbuka sudah.

Perhelatan pernikahan biasanya diadakan berdasarkan jenis dan sifat latar belakang dari mempelai. Bagi orang Sawangan (Depok) dan sekitarnya budaya pernikahan yang satu ini masih dipertahankan sejak dulu hingga sekarang.

Salah satunya adalah budaya hantaran perabot dari calon besan laki-laki kepada calon  besan perempuan, yang biasanya dilakukan setelah prosesi khitbah (melamar) dilaksanakan.

Perabot yang diantar berupa seperangkat tempat tidur, meja rias atau tolet, dan lemari pakaian, ada juga beberapa jenis sayuran dan sejumlah uang untuk keperluan administrasi yang disebut dengan "uang pekah" dan "uang pelangkah kampung". Perabot ini nantinya ya untuk si pengantin juga.

Uang pekah merupakan uang yang diperlukan untuk mengurus beberapa administrasi ke KUA oleh 'amil. 'Amil ini seperti perpanjangan tangan atau orang yang wakilin pihak perempuan mengurus berkas di KUA. Sebenernya, tanpa 'amil juga bisa, hanya saja kalau di sini, sudah biasa memakai jasa 'amil. Sedangkan, uang pelangkah kampung adalah uang yang diperuntukkan bagi aparat pemerintah setempat, yaitu RT dan RW. Nanti, dari mereka akan dikeluarkan surat izin melaksanakan "acara rame-rame" dari kantor kelurahan, kalau tidak salah ingat lembarannya berwarna merah muda.

Bagi orang Sawangan di daerah saya, masih pakai tradisi seperti ini. Jadi kalau kamu punya calon istri/suami siap-siap melewati prosesi ini. Hehehe

Ribet? Gak juga. Sebenernya bisa aja dari calon besan laki-laki gak bebawaan seperti yang saya sebutkan di atas, jadi hanya memberikan sejumlah uang. Selebihnya uang tersebut dikelola untuk pelaksanaan pernikahan. Tapi, bagi orang Sawangan yang masih pegang tradisi seperti ini gak afdhol rasanya.


***


Weekend lalu, sepupu laki-laki saya, namanya Yoko, memberikan hantaran berupa perabot tersebut untuk calon istrinya. Yoko dan orangtua-nya gak ikut, jadi diwakili oleh kakak orangtuanya, ya siapa lagi kalau bukan enyak dan baba saya, ikut juga Pak RT dan Ust. Mahmud Azis, selaku tokoh masyarakat. Pertemuan ini juga sekaligus menentukan tanggal aqad nikah sekaligus acara ramenya.

Lalu, apa yang dipersiapkan pihak calon besan perempuan?

Mari simak dengan manis ya, siapin teh anget ama singkong goreng. Eeeh kan jadi laper. Haha

Bagi pihak perempuan, mereka menyiapkan beberapa jenis kue dan makanan matang. Kue diantaranya dodol, uli, geplak, wajik, bugis, cincin, cucur, dan jenis kue lainnya. Masakan, berupa nasi, ikan, daging, sayur kentang, dan lainnya. Kue dan makanan matang ini tidak wajib ada semua jenis, bisa disesuaikan dengan kemampuan dari pihak calon besan perempuan.

Berantakan, hihi. Proses pembungkusan kue dan makanan matang.

Kue-kue yang diberikan kepada calon besan laki-laki itulah yang disebut dengan "Kue Bacot". Kue-kue ini nantinya dipotong-potong dan diberikan kepada tetangga sekitar rumah keluarga laki-laki.

Kue bacot siap dibagikan ke tetangga.


Kok dinamain kue bacot? WHY?

Alasan dibalik nama dari kue bacot adalah kalau gak kebagian kue-nya biasanya jadi "bacot" alias omongan dari mulut ke mulut.

HAHAHAHAHAH. UNIK YA?!

Ya... Begitulah tradisi "kue bacot" di lingkungan Sawangan dan sekitarnya. Daerah selain Sawangan yang masih pakai tradisi ini diantaranya, Parung Bingung, Dumek, Rawadenok, dan Bojongsari.

Kue legendaris, enaknya sepanjang zaman.


Di daerah kamu, tradisinya seperti apa? Yuk cerita di kolom komentar ;)

8 komentar on "Tradisi "Kue Bacot"- Kue Hantaran Calon Besan Perempuan Untuk Calon Besan Laki-laki"
  1. ya ampunn ternyata ada juga kue namanya bacot. Biasanya suka bilang ke temen " Jangan banyak bacot lo" alias cerewt.Ternyata ada kue nya ya. Kalau di daerah saya udh jarang ada hantaran kue tradisional mbak. biasanya digantikan kue modern.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, bacot karena omongan orang kalo ga dapet kuenya jd rame hahah. Di sawangan masih banyak yg pakai kue kue tradisional :)

      Hapus
  2. Teh mau dodolnya teh 😅

    BalasHapus
  3. baru tahu tentang kue bacot :D. Tradisi indonesia memang unik ^^

    BalasHapus
  4. Langsung kaget pas baca nama kuenya. Kirain bentuknya besar, ternyata imut ya. Salam kenal ya Mb

    BalasHapus
  5. Wah, kuliner sederhana tapi bermakna. Thanks for sharing, mbak.

    BalasHapus
  6. hahahah kusudah menebak knp dikasih nama kue bacot, ternyata bener :D
    Aku suka kue2 yg disiapkan pas pernikahan di setiap daerah, pasti enak2 dan sangat tradisional, beda sama kue2 bule yg itu2 doang :D

    BalasHapus