Belum hilang dari ingatan kita, tiga tahun yang lalu tepatnya di tahun 2020, siapa sangka kita akan menjalani peristiwa bersejarah bernama pandemi Covid 19 yang bisa dikatakan menakutkan. 


Betapa tidak,ancamannya adalah kehilangan nyawa bagi siapa saja yang terinfeksi dan tubuhnya gak mampu melawan. Bahkan gak bisa dikatakan sedikit jumlah orang-orang yang menjadi korban pandemi kala itu.


Gimana sekarang? Bumi ini belum bisa dikatakan bebas sepenuhnya dari pandemi, sedangkan variannya terus berganti. Hanya saja, kita sudah lebih siap dan mampu beradaptasi dengan kondisi dan tubuh kita pun sudah bisa dimodali antibodi berupa vaksin covid.


Masa-masa yang sulit, mungkin bisa dikatakan seperti itu. Sebagai seorang guru, tentu hal ini cukup menjadi kendala dalam kegiatan belajar mengajar. Pertemuan yang sudah biasa terjadi secara tatap muka sejak zaman dahulu, kemudian dipaksa keadaan untuk turut menyesuaikan dengan pembelajaran jarak jauh.


Bukan tanpa alasan, pembelajaran jarak jauh sendiri perlu dukungan mumpuni berupa jaringan internet. Karena mau tidak mau, daripada penularan pandemi semakin luas jika dipaksa harus tatap muka, kala itu. BDR alias belajar dari rumah, belajar secara daring, dan beragam nama yang semua dilakukan yang pada intinya semua dilakukan demi mengurangi pertemuan dan tujuan kurikulum tetap tersampaikan.



Kami para guru, harus putar otak!


Saat itu saja belum semua murid saya memiliki handphone, kalaupun punya, daya beli kuota mereka masih tergolong rendah. Bahkan ada yang harus sampai pinjam HP supaya tetap bisa belajar.


Fyuuhh…


Rasanya tuh sampai sulit diungkapkan dengan kata-kata. Tapi gak boleh menyerah pada keadaan dong. Lakukan saja semampu kita, sampai batas kemampuan maksimal yang kita miliki. Bagaimanapun belajar adalah kewajiban dan mendmpingi murid belajar adalah sebuah kepuasan yang tidak sebanding nilainya dengan kesulitan yang ada.


Selama pandemi kala itu, tentu saja kebutuhan internet menjadi nomor satu. Bahkan, saya pribadi yang sebelumnya di rumah gak ada jaringan internet, sekarang akhirnya ikut menggunakan fasilitas tersebut.


Sisi positifnya, dengan adanya hal ini, kreativitas guru ditantang dan diuji. Sebab, pembelajaran jarak jauh atau secara daring itu rawan cenderung dapat menimbulkan misskomunikasi alias siswa gak paham dengan yang disampaikan gurunya.


Untuk memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru, terlebih lagi saat itu bukan tatap muka. Maka membuat konten materi jadi jalan yang paling mudah, biasanya saya buat lebih sederhana dengan bantuan disain di canva.




Materi pembelajaran pun tetap bisa tersampaikan dengan seru, walaupun antara guru dan muridnya gak bisa bertemu secara langsung.


Alhamdulillah, murid-murid pun bisa beradaptasi dengan perubahan sementara yang terjadi. Begitupun dengan gurunya, jadi lebih mengasah diri agar lebih kreatif menjadikan materi-materi pembelajaran lebih simpel dan mudah dipahami dengan membuat konten belajar yang menarik.


Tentu saja hal ini perlu didukung oleh jaringan internet yang mumpuni supaya penyampaian konten belajar gak tersendat. Bayangkan aja, kalau lagi asik belajar tahu-tahu meeting onlinenya terputus, duh itu gak enak banget, loh. Karena saya pernah mengalaminya.


Kalau internetnya lancar, belajar secara online pun jadi lebih tenang gak takut putus tiba-tiba ditengah jalan.  Karena itu perlu teliti memlih internet provider yang tepat supaya gak kecewa, apalagi era setelah pandemi ini gak bisa lepas dari penggunaan jaringan internet dimanapun berada.


Menggunakan jaringan internet dari Telkom Indonesia, jaringan IndiHome mampu membantu melancarkan keperluan saat mengjaar secara online, konten-konten mengajar yang dibuat juga jadi tersampaikan dengan baik. Disain canva gak tersendat saat digunakan.


Akhirnya, lama-lama guru juga terbiasa dengan hal ini. Sudah bukan lagi sesuatu hal yang aneh ketika sekarang bikin-bikin konten mengajar yang lebih simpel tapi menarik.


Kalau kamu seorang guru, suka bikin konten mengajar yang gimana nih? Bukan guru juga bisa banget manfaatin jaringan internet buat bikin-bikin konten yang positif ya. Yuk, manfaatkan.



---------

*sumber foto: Pexels


 


Tidak pernah terbayangkan oleh saya sebelumnya, kini menggeluti dunia blogging alias tulis menulis. Meskipun aktivitas tulis menulis ini memang sudah tidak asing, suatu hal yang biasa sejak kecil saya lakukan alias curhat di buku diary. Sepertinya generasi 80-90an sangat familiar dengan buku diary ya. Namun, seiring berkembangnya kemajuan zaman dan teknologi, otomatis kehidupan kita pun menyesuaikan dengan keadaan.


Seperti saat ini yang sekarang kita rasakan, teknologi jadi hal yang sudah tidak lagi bisa diabaikan. Hampir semua gerak aktivitas kita mulai dari bangun tidur sampai mau tidur gak lepas dari teknologi. Apalagi kalau bukan gadget, alias handphone, laptop, dan koneksi internet pastinya. Hal-hal yang kini seperti perintilan wajib banget, kan.


Saya yang terbiasa hanya sekedar menulis, itupun kadang di laptop tapi lebih sering di buku sih, harus adaptasi dengan zaman, maka saya belajar membuat blog yang sebelumnya dikenalkan oleh dosen saat masa kuliah dulu. Blog pun diisi tentang seputar kegiatan perkuliahan, laporan praktikum, beberapa pengalaman, kadang-kadang curhat juga sih, hehe.


Lama kelamaan seru juga ya, karena dari blog ini saya bisa main-main ke blog orang lain, baca-baca pengalaman orang, dari  artikel-artikel yang serius sampe yang santai, jadi semacam silaturahmi virtual karena kita bisa komentar di blognya.


Paling senangnya lagi, dari blog ini saya kembali dipertemukan dengan kakak kelas saya saat SMA, namanya Tetty Hermawati tapi lebih dikenal dengan nama pena Tetty Tanoyo. Hahaha, seru. Serasa mengulang masa-masa SMA lagi. Dari beliau juga saya diajari beberapa hal tentang pengaturan blog. Alhamdulillah, lumayan sedikit-sedikit paham, tapi saya sadar betul masih perlu banyak belajar supaya lebih baik dalam mengelola blog yang saya punya ini.


Karena, ketika punya blog, ibarat kita punya rumah tapi ada di dunia maya. Namanya rumah atau tempat tinggal ya pasti perlu ‘diurusin’ supaya penghuni maupun tamu yang datang menjadi nyaman ketika bertamu ke rumah kita.


Selain itu, yang namanya rumah pasti perlu dong diisi, begitu juga blog. Blog diisi dengan konten-konten tulisan yang menarik minat pembaca, biasanya kalau saya ya seputar pengalaman yang pernah saya lakukan atau saya alami, ada juga konten tulisan yang dimana karena tulisan itu saya bisa menghasilkan cuan alias penghasilan. Alhamdulillah.


Pastinya konten tulisan yang kita muat di blog haruslah yang bernilai positif, bukan tulisan-tulisan yang berisikan hal-hal negatif. Karena prinsip penting dalam menulis, gimana konten tulisan yang dibuat memberikan manfaat bagi orang lain yang membaca, sehingga tulisan ini dapat membawa kebaikan.

 

Membangun Diri dengan Kolaborasi


Hampir 7 tahun ngeblog, sudah pasti ada naik turun semangat dalam membuat konten, apalagi dengan kondisi saat ini dengan status seorang ibu ber-anak tiga, anaknya masih kicik-kicik pula, tantangannya luar biasa, terutama dalam mengelola rasa malas dan lelah.


Namun, ada hal yang patut saya syukuri ditengah kondisi riweuhnya mengurus keluarga, saya dan beberapa orang teman ngeblog mengelola sebuah komuntas digital yang anggotanya merupakan ibu-ibu. Komunitas ini diberi nama Komunitas Mama Digital Connecting Mama.

Segenap Admin Komunitas


Seperti namanya, komunitas CM (akronim yang biasa kami menyebutnya) ini beranggotakan ibu-ibu yang semua ibu-ibu ini memiliki aktivitas di dunia digital, mulai dari bikin konten tulisan alias ngeblog, konten video, konten foto, dan semua yang berbau dunia digital.


Sebenarnya di awal mula berdiri komunitas ini, bukan secara sengaja berniat mendirikan komunitas. Sederhana sekali, hanya bermula dari grup saling follow di platform instagram kemudian lama kelamaan timbullah ide dari salah seorang mamin untuk membentuk komunitas pemberdayaan ibu-ibu di bidang teknologi digital.


Dengan latar belakang yang sesungguhnya sangat sederhana, yaitu bagaimana agar ibu-ibu tetap bisa berdaya, bermanfaat, dan mengembangkan diri mereka meskipun hampir semua gerak-geriknya terbatas dari rumah.


Sekalipun hanya menyandang gelar IRT alias Ibu Rumah Tangga, namun menambah kapasitas diri tetaplah perlu agar diri kita terus berkembang dan mampu beradaptasi dengan kemajuan zaman.


Komunitas yang saya dan teman-teman kelola ini secara berkala memberikan pelatihan-pelatihan digital, mulai dari membuat konten blog, novel digital, public speaking, disain digital, sampai yang saat ini sedang trend adalah videografi.



Pelatihan Videografi untuk Anggota CM (dok. komunitas)

Sebagian kegiatan komunitas dalam pengembangan diri anggota hampir dilakukan dari rumah saja, karena sebagaimana diketahui keberadaan sosok ibu di rumah apalagi jika masih memiliki balita, maka hampir semua kegiatan terpusat dari rumah, untuk itu Connecting Mama berusaha menyesuaikan dengan kondisi ini.

Zoom bersama Ustadzah dalam Program Ramadhan (dok. komunitas)


Berkonten Ria Bersama IndiHome


Secara pribadi bersyukur sekali tentunya, meskipun kini fokus di rumah sebagai ibu rumah tangga, tapi tetap bisa memberdayakan diri, terus mengembangkan diri, dan menjaga semangat untuk membuat konten-konten positif agar akun sosial media yang ada menjadi bermanfaat bersama teman-teman.


Merumuskan program kerja dan konten sosmed komunitas (dok. komunitas)


Kami saling berbagi tugas dalam mengelola komunitas ini, karena namanya organisasi digital, semua informasi yang ingin disampaikan dibuat dalam bentuk konten-konten menarik agar orang-orang tertarik untuk melihat. Mulai dari konten di akun instagram komunitas sampai konten yang perlu dimuat di halaman website.


Halaman Website Komunitas (dok. pribadi)


Konten-konten seputar ibu, ibu dan anak, self development/pengembangan diri, dan yang berkaitan dengan dunia perempuan biasanya yag menjadi bahan buat komunitas ngonten di sosial media komunitas.


Umumnya semua hal yang sifatnya memiliki nilai edukasi, hal-hal positif, perkembangan teknologi digital, sangat bisa dijadikan bahan untuk ngonten.


Tentunya semua aktivitas tersebut perlu didukung jaringan Internet Provider yang bagus dan lancar, jadi gak menghalangi pekerjaan dalam mengelola komunitas digital ini. Apalagi kalau pakai jaringan IndiHome  dari Telkom Indonesia, insya Allah jaringan internet lancar jaya, pekerjaan admin-admin komunitas pun gak terganggu.

 

So… Semakin berkembangnya teknologi, yuk jangan ragu bikin konten menarik yang membawa pesan positif untuk banyak orang. Selamat ngonten ya!